MENGAPA ORANG KATOLIK
MENGAKU DOSA KEPADA IMAM?
BUKANKAH IMAM HANYA
MANUSIA? BUKANKAH BISA
LANGSUNG KEPADA ALLAH
SAJA?
Pertanyaan:
Suami saya seorang Kristen
non-Katolik. Ia menanyakan
mengapa orang Katolik
mengaku dosa kepada seorang
imam. Bukankah dosa itu
berhubungan dengan Allah dan
kita bisa langsung mengaku
dosa kepada Allah?
~ Erni
Tanggapan:
Kita orang Katolik wajib
mengaku dosa pada seorang
imam jika kita telah melakukan
suatu dosa berat di mana kita
dengan sengaja memutuskan
hubungan kita dengan Allah.
Akan tetapi, kebanyakan orang
Katolik juga pergi mengaku
dosa secara berkala meskipun
barangkali tidak punya dosa
berat untuk disampaikan dalam
pengakuan. Istilah yang lebih
tepat untuk pengakuan dosa
adalah Sakramen Rekonsiliasi.
Menjelang perayaan Natal dan
Paskah, sungguh baik umat
Katolik menyambut Sakramen
Rekonsiliasi agar dapat
merayakan hari raya dengan
hati yang pantas.
Ada tiga alasan pokok umat
Katolik mengaku dosa kepada
imam. Pertama, Yesus telah
memberikan kepada rasul-rasul
kuasa untuk mengampuni dosa.
“`Sama seperti Bapa mengutus
Aku, demikian juga sekarang
Aku mengutus kamu.' Dan
sesudah berkata demikian, Ia
mengembusi mereka dan
berkata: `Terimalah Roh Kudus.
Jikalau kamu mengampuni dosa
orang, dosanya diampuni, dan
jikalau kamu menyatakan dosa
orang tetap ada, dosanya tetap
ada.'” (Yohanes 20:21-23).
Gereja Katolik percaya bahwa
kuasa ini diturunkan kepada
para uskup dan para imam
sepanjang sejarah Gereja. Hal
ini sejalan dengan cara Allah
mengkomunikasikan Diri-Nya
kepada kita, yakni melalui
tanda-tanda yang kelihatan.
Kita adalah manusia jasmani
dengan darah dan daging;
melalui imam, Allah
memungkinkan kita mendengar
secara fisik bahwa dosa-dosa
kita sudah diampuni. Kedua,
pengakuan tidak hanya
mendamaikan kita kembali
dengan Allah, tetapi juga
mendamaikan kita kembali
dengan Gereja. Dosa melukai
persekutuan umat beriman.
Sama seperti dua orang yang
bertengkar dalam suatu pesta
menimbulkan kemarahan
hadirin, demikian pula dosa
seorang anggota Tubuh Kristus
membawa akibat terhadap
persekutuan umat beriman.
Pengakuan dosa kepada
seorang imam sebagai wakil
Gereja merupakan suatu
ungkapan penyesalan dan
kerinduan kita untuk
dipersatukan kembali dengan
Gereja. Ketiga, imam seringkali
dapat memberikan peneguhan,
nasihat dan dorongan kepada
peniten dalam terang keadaan
tertentu kepada si peniten
yang diharapkan dapat
membawa perubahan yang
berguna bagi hidupnya.
Sumber: Situs Yesaya
--Deo Gratias